Selasa, 12 Januari 2010

Undangan VIP Dzulhijjah

Dzulhijjah begitulah disebut. Nama bulan dalam Islam yang diapit oleh Dzulqa‘dah dan Muharram. Bulan ini termasuk salah satu bulan yang diagungkan Allah SWT. Di dalamnya terdapat beberapa keutamaan-keutamaan yang menjadi bagian dari sejarah Islam sepanjang perjalanannya.

Masih tetap segar dalam memory kita, peristiwa mimpi Nabi Ibrahim as yang berujung pada aktualisasi penyembelihan putranya Nabi Ismail as, yang pada akhirnya diganti dengan seekor kambing sebagai qurban setelah sebilah pisau yang digunakan tidak bisa melukainya walau hanya setetes darah mengucur. Tidaklah kisah ini merupakan bagian cerita dari hari raya Idul Adha yang ada di bulan Dzulhijjah?

Mengenal lebih jauh bulan kesebelas dalam Islam ini, ternyata merupakan moment yang spesial bagi umat muslim di seluruh dunia untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima, yaitu mengerjakan ibadah haji. Hari-hari dimana hanya dikhususkan bagi kaum muslimin untuk berinteraksi dengan tuhannya secara lebih intens. Al-Qur'an membicarakan ibadah ini sebagai kewajiban yang harus dikerjakan jika sudah mampu secara lahir (jasmani) dan bathin (rohani). Allah SWT berfirman:

"Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim, barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah." (QS. Ali Imran [3]: 97).

Pelaksanaannya yang terbatas pada bulan Dzulhijjah, setidaknya menuturkan pesan bahwa seorang hamba yang datang mengunjungi rumah-Nya adalah tamu istimewa yang dinantikan kehadirannya. Dimana kehadirannya ke tanah suci akan mendapat pengawasan dari-Nya. Hingga, hambanya akan menjadi aman dan terlindungi dalam menjalankan peribadatannya secara lebih khusyuk dan tenang. Inilah bagian dari penghormatan yang diberikan kepada tamu-Nya yang datang menemui-Nya.

Tamu khusus Allah SWT. yang datang menghadiri undangan-Nya dengan kemesraan cinta, ketaatan dan kepatuhan kepada-Nya. Rasulullah Saw bersabda melalui riwayat Ibn ‘Umar sebagaimana termaktub dalam kitab sunan Ibn Mâjah.

عن ابن عمر عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: الغازي في سبيل الله والحاج والمعتمر وفد الله. دعاهم فاجابوه. وسألوه فأعطاهم

"Orang yang berperang dijalan Allah, orang yang berhaji dan orang yang berumrah adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil Mereka, maka mereka menyambut panggilan itu. Mereka berdo'a kepada-Nya, lalu dipekenankan doa mereka itu."

Dari hadîts ini, setidaknya kita bisa mengetahui keutamaan yang dimiliki oleh Hujjâj (orang-orang yang berhaji). Pertama, Hujjâj dianggap sebagai tamu-Nya. Suatu keistimewaan bagi seorang makhluk karena dianggap sebagai tamu oleh Khaliknya. Dalam satu pribahasa dikatakan 'tamu adalah raja', harus dihormati dan dimuliakan. Menurut keterangan sebuah hadîts, 'Seorang tidak dikatakan beriman jika tidak ikram al-dhaif (memuliakan tamu)'. Oleh karena itu, posisinya di sisi Allah SWT. sangat mulia dan dihormati sebagaimana dikatakan di atas.

Dalam sabdanya, yang diriwayatkan oleh Jabir dalam kitab Musnad Al-Hârits- Zawâid al-Haitsamî, Rasulullah Saw mengatakan, Hujjâj mendapatkan jaminan langsung dari-Nya selama keberadaanya di tanah suci. Jika meninggal dunia di Makkah Al-Musyarrafah, maka akan dimasukkan ke surga-Nya. Sedangkan jika dipanjangkan umurnya hingga pulang ke tanah airnya, maka Hujjâj akan membawa reward dan keuntungan besar.

عن أبي الزبيرعن جابر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : هذا البيت دعامة الإسلام من خرج يؤم هذا البيت من حاج أو معتمر أو زائر كان مضمونا على الله عز وجل ان قبضه أن يدخله الجنة وان رده رد بغنيمة واجر.

"Rumah ini (Baitullah/Ka'bah) adalah tiang Islam. Barang siapa yang ke luar )dari rumahnya) menuju ke rumah ini, baik sebagai orang yang berhaji maupun sebagai orang berumrah, ia dalam jaminan Allah. Jika diambil-Nya (meninggal dunia), akan dimasukkannya ke dalam surga, dan jika dikembalikan-Nya (pulang ke tanah air), dikembalikan-Nya dengan membawa pahala dan keuntungan yang besar."

Kedua, doanya dikabulkan. Kepastian ini diberikan sebagai hadiah terhadap Hujjâj karena telah menghadiri Baitullah (Makkah al-Mukarramah) untuk beribadah.

عن أبي هريرة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم. أنه قال: الحجاج والعمار وفد الله إن دعوه أجابهم وإن استغفروه غفر لهم. (رواه ابن ماجه)

"Tamu-tamu Allah itu ada tiga, yaitu: Orang-orang yang berhaji, orang-orang yang berumrah dan orang- orang yang sedang berperang di jalan Allah. Allah memanggil Mereka, maka mereka menyambut panggilan itu. Mereka berdo'a kepada-Nya, lalu dipekenankan doa mereka itu." (HR. Ibn Mâjah)

Namun untuk memenuhi semua runutan keistimewaan diatas, Dalam pelaksanaan ibadah hajinya tidak boleh melakukan perbuatan tercela, tidak fasik dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dilarang oleh-Nya. Di mana hajinya harus diniatkan murni karena Allah SWT. Semua rukun, wajib dan syarat-syaratnya dilaksanakan secara sempurna.

Jika kriteria-kriteria ini terlaksana, jaminan-jaminan diatas akan didapatkan. Bahkan lebih dari itu, setelah kembali ke kampung halamannya, Hujjâj akan seperti bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya, yakni dosa-dosanya diampuni. Rasulullah Saw bersabda melalui jalur periwayatan Abû Hurairah.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول: من حج لله فلم يرفث ولم يفسق رجع كيوم ولدته أمه. (رواه البخاري)

Abu Hurairah r.a. berkata, "Saya mendengar Nabi bersabda, 'Barangsiapa yang haji (ke Baitullah) karena Allah, ia tidak berkata buruk dan tidak fasik (melanggar batas-batas syara'), maka ia pulang seperti hari ketika dilahirkan oleh ibunya."

Oleh karena itu, Sungguh sangat beruntung orang yang bisa melaksanakan rukun Islam yang kelima ini. Sebab, Kita yang masih belum bisa menunaikannya hanya bisa berharap semoga Allah SWT. memberikan kesempatan untuk kita agar bisa mengucapkan kalimat talbiah di rumah-Nya, 'Labbaika Allâhumma labbaik, lâ syarîka laka labbaik, innal-hamda wan-ni'mata laka wal-mulka, lâ syarîka laka'. Semoga Allah SWT. Memberikan waktu bagi kita untuk berkunjung ke rumah-Nya. Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar